Kondisi Sambas Stagnan, Pemda Sambas Jangan Alergi Terhadap Kritikan Masyarakat
Majalahmataborneonews.com, Sambas-
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sambas diminta untuk berhenti bersikap alergi terhadap kritik masyarakat. Menurut Uray Guntur Saputra, SE, mantan anggota DPRD Sambas dan pemerhati kebijakan publik, kritik merupakan bagian penting dari demokrasi dan bukan serangan pribadi.
Uray Guntur menyampaikan bahwa kritik lahir dari keprihatinan rakyat dan bukan kepentingan pribadi.
Ia juga menyoroti kondisi Sambas yang stagnan, dengan pembangunan yang terasa jalan di tempat, ekonomi yang lesu, dan beban hidup masyarakat yang makin berat.
“Pembangunan infrastruktur jalan menjadi salah satu masalah paling mendesak. Hampir di semua kecamatan hingga desa, kondisi jalan rusak parah. Ini bukan sekadar soal kenyamanan, tapi soal keselamatan rakyat,” kata Uray Guntur. Minggu (21/9/2025).
Lebih jauh, Uray Guntur menuding bahwa tata kelola keuangan daerah perlu dievaluasi. Ia menilai Pemda kerap berlindung di balik dalih keterbatasan anggaran, padahal masih banyak pos belanja tidak prioritas dengan nilai fantastis.
“Kritik itu vitamin, bukan racun. Menutup diri justru merugikan pemerintah sendiri,” tegas Uray Guntur.
Ia juga menegaskan bahwa yang dikritik bukan pribadi pejabat melainkan jabatan publik.
“Pejabat itu digaji dari uang rakyat. Maka wajar rakyat menagih solusi. Kalau tidak siap dikritik, jangan jadi pejabat publik,” kata Uray Guntur.
Di akhir wawancara, Uray Guntur mengingatkan agar Pemda konsisten menjalankan visi-misi, bukan sekadar menjual jargon.
“Kita ingin Sambas benar-benar maju bukan hanya slogan kosong. Itu hanya bisa tercapai jika pemimpin berani mendengar, berdialog, dan berbenah,” pungkasnya. (Nop)
