Mulyadi: Pontianak Tidak Layak Disebut Kota Metropolitan
Majalahmataborneonews.com, Pontianak – Kota Pontianak belum pantas disebut Kota Metropolitan karena tidak memenuhi syarat. Hal tersebut dikatakan Dr. H. Mulyadi, M.Si calon Walikota Pontianak corak insang di muka pendukungnya. Selasa (5/11/2024).
Dalam kampanye terbuka di Cafe Isoku Jalan Sepakat 2 Pontianak Tenggara, Mulyadi mengkritisi keadaan Kota Pontianak kini, dia menyebut banyak kekurangan Kota Pontianak yang akan menjadi pekerjaan rumah kedepannya.
“Masalah Pontianak sangat banyak, seperti sampah di Pontianak Utara, banjir dimana-mana, pusat kuliner, pusat kebudayaan serta pusat rekreasi yang belum terbangun, semuanya menjadi perhatian kita nantinya.’ Kata Mulyadi.
Menurut Mulyadi, sebenarnya di jaman Walikota Sutarmidji dahulu sudah dicanangkan bahwa Kota Pontianak kedepannya akan menjadi Kota Metropolitan, namun di era kepemimpinan saat ini dipandang belum mampu melanjutkan visi dan misi Sutarmidji tersebut.
“Sekarang orang bilang Pontianak ini kota metropolitan, tapi, begitu pergi ke Pontianak Utara terlihat Terminal Batu Layang yang terbengkalai, terus lihat Tugu Khatulistiwa yang biasa-biasa saja, kemudian lihat Pasar Siantan dan Pasar Puring juga seperti itu, ini kota metropolitan apa?.” Ujar Mulyadi.
Menurutnya, yang disebut Kota Metropolitan itu harus tumbuh dan terbangun secara keseluruhan, tidak setengah-setengah yaitu tidak hanya terbangun di satu titik wilayah saja, dan harus merata pada seluruh wilayah kota.
Dalam kesempatan akhir pemaparan, Mulyadi sempat mengatakan, bahwa dia ingin menjadikan Pontianak ini menjadi Kota Peradaban dengan menciptakan lingkungan yang indah, lingkungan yang tertib serta lingkungan yang aman.
Sebagai informasi, dilansir dari redasamudera.id, bahwa para ahli menyebut ada 5 (lima) syarat sebuah kota dapat dikategorikan menjadi kota metropolitan yakni kepadatan penduduk yang tinggi, ekonomi yang beragam, Infrastruktur yang maju, pusat kebudayaan dan pendidikan serta heterogenitas sosial.
Jean Gottmann, seorang ahli geografi yang memperkenalkan konsep “megalopolis” juga mengatakan hal yang senada dengan Dr. H. Mulyadi, M.Si, bahwa kota metropolitan merupakan bagian dari jaringan kota yang lebih besar, dimana kegiatan ekonomi, transportasi, dan komunikasi terjadi secara intensif di seluruh wilayah tersebut.